Tips dan Trik Microsoft Word

Menulis jurnal dan disertasi dengan format yang baku membuat saya belajar (lagi) dalam bekerja dengan produk Microsoft Office, terutama Word (MS Word). Beruntung banyak sekali artikel bahkan video step-by-step yang dapat dengan mudah dicari secara online. Pada saat penulisan ini, saya menggunakan Microsoft Word 2019, namun semua referensi di bawah ini masih relevan. Berikut beberapa yang cukup membantu:

  1. Mengatur format kolom yang berbeda dalam halaman yang sama, videonya (Youtube) di Apply Columns to a Portion of a Document
  2. Menampilkan skala penggaris (ruler), amat berguna untuk mengatur lebar tabel secara manual. Di MS Word masuk menu “View”, lalu centang “Ruler”

Kesalahan Umum Penulisan Bahasa Indonesia

Lama menjadi dosen dan membimbing mahasiswa, tidak otomatis menjadikan saya peka terhadap tata cara penulisan dalam Bahasa Indonesia. Berikut beberapa kesalahan yang secara pribadi saya sering lakukan, menulis dengan baik dan benar adalah salah satu indikator tingkat intelektual seseorang, jadi tidak ada salah nya salahnya kita sama-sama belajar, yuks..

  • Awalan ‘di’, di sambung disambung atau di pisah dipisah?

Dipisah jika menunjukkan tempat atau arah. Misal, “di rumah” (benar) bukan “dirumah” (salah). Contoh lain, “di luar”, “di dalam”, “di Jakarta”, “di mana”, “di sekolah”, “di selatan”, “di balik pagar”, “di kamar”, “di sini”, “di bawah”, “di awal”, “di kampus”, “di hati”, “di wajah”, “di bidang” dan lain-lain.

Jika tidak mengacu pada tempat atau arah maka awalan ‘di’, dituliskan tersambung. Misal, “dimakan” (benar), bukan di makan (salah). Contoh lain, “dikunci”, “dipukul”, “dibayar”, “dijual”, “diperbaiki”, “diadaptasi”, “diperhatikan”, “ditunggu”, “dibaca”, “ditutup”, “ditipu”, “dilepas”, “diwarnai”, dan lain-lain.

Namun ada beberapa yang rancu, tetap dua prinsip di atas berlaku, ‘di” dipisahkan jika menunjukkan tempat, jika tidak maka disambung. Misal, “dipenjara” (bentuk kata kerja pasif dari “memenjarakan”) dan “di penjara” (lokasi), dua-dua nya bisa benar dengan konteks kalimat, “Fulan dipenjara karena tertangkap tangan membawa narkoba” dan “Istri Fulan membawakan beberapa pakaian ganti untuk nya di penjara.

Contoh lain: “Dibalik” (kata kerja pasif dari “membalik”) dan “di balik” (di bagian sebaliknya), “diserang” (kata kerja pasif dari “menyerang”) dan “di Serang” (wilayah Serang, Jawa Barat), dan lain-lain.

  • Analisis atau Analisa?

Menurut Pedoman Umum Pembentukan Istilah (PUPI), kata dengan sufiks atau akhiran -sis (dalam bahasa Inggris) diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi -sis, dan bukan -sa. Analisis adalah istilah yang tepat untuk menyerap kata analysis. Sehingga yang benar adalah ‘analisis’.

  • Metode atau Metoda?

Menurut KBBI, yang benar adalah ‘metode’. Penulisan lain yang benar adalah ‘metodologi’. Jadi tidak ada ‘metoda’ atau ‘metodelogi’, salah.

  • Kata ganti ‘nya’ disambung atau dipisah?

Kata ganti ‘nya’ ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya, misal: “Wira mengambil uangnya di bank”, “Seluas-luasnya mata memandang”.  Jika kata sebelumnya adalah singkatan, misalnya KTP, maka digunakan tanda hubung, contoh: “Ia meninggalkan meninggalkan KTP-nya di pos satpam”, “STNK-nya ditahan oleh polisi lalu lintas”.

 

7 Ciri Mukmin Yang Beruntung Dan Bahagia

Bahagia-2Minggu ini khotib menyampaikan 7 ciri mukmin yang beruntung dan bahagia. Siapa pun ingin bahagia bukan, jadi menarik juga untuk di dengarkan. Berikut ciri-ciri nya:

1. Khusyuk Dalam Sholat

Sebenarnya filosofi sholat itu luar biasa, dimulai dengan fisik yang bersih (wudhu), menutup aurat, lalu Al-Fatihah untuk senantiasa meminta ditunjukkan jalan yang lurus, juga menundukkan badan di hadapan Allah. Kebersihan fisik, pakaian yang pantas, introspeksi diri dan sikap rendah hati akan bisa terbawa di keseharian diantara waktu sholat.

Hati tentram karena tahu ada yang maha mengatur segala nya, impact nya bukan hanya pada diri orang itu namun juga orang di sekitar nya, pasti nya ini akan bisa membuat seseorang lebih tenang dan bahagia.

2. Menjauhkan Diri Dari Perkataan & Perbuatan Tidak Berguna

Ada begitu banyak masalah yang ditimbulkan akibat orang tidak bisa menahan perkataan/tulisan nya, think before you speak or write, kalau lagi marah, tahan perkataan sampai lebih cooling down. Menjadi pendengar yang baik itu lebih utama. Akan ada lebih banyak energi dan waktu yang bisa dialokasikan untuk hal-hal yang lebih produktif dan membawa kebahagiaan.

3. Menunaikan Zakat

Memberi ternyata memang bisa memberikan kebahagiaan kepada sang pemberi, ini sudah dibuktikan oleh berbagai penelitian ilmiah. Kebiasaan memberi (tentu sesuai kemampuan masing-masing) juga bisa mengikis sifat kikir. Harta adalah titipan untuk mengantarkan ridho ke surga Allah. Banyak orang tidak bahagia karena tersandera oleh harta. Hidup sewajar nya, banyak memberi, dijamin kita akan lebih bahagia.

4. Menjaga Kemaluan

Berapa banyak selebriti atau orang di sekitar lingkungan kita yang menjadi tidak bahagia akibat hal yang satu ini, pasangan yang selingkuh, anak-anak korban broken home, poligami diam-diam, atau hamil di luar nikah, semua berbuntut pada masalah. Padahal semua nya berawal dari satu hal, mengontrol hawa nafsu. Hanya untuk kenikmatan sesaat namun harga yang harus dibayar teramat-amat mahal. Banyak orang-orang yang kita lihat sukses dan bahagia adalah orang-orang yang setia dengan pasangan nya.

5. Menjaga Amanah atau Kepercayaan

Seseorang yang kita hormati biasanya juga adalah seseorang yang memiliki integritas diri, integritas diri itu dibentuk tidak secara instan. Satu nya perkataan dan perbuatan, tepat waktu, jujur, memegang prinsip, berani untuk hal yang benar. Orang-orang yang amanah jelas pasti akan lebih bahagia.

6. Menepati Janji

Janji gampang diucapkan namun mungkin juga gampang terlupakan. Mungkin tidak lupa, namun menunaikan janji terkadang tidak semudah mengucapkan nya, kegagalan menepati janji sebenarnya akan berbekas bukan hanya pada orang lain namun juga pada orang itu sendiri. Keberhasilan menepati janji secara fitrah manusia akan memberikan kepuasan tersendiri. Hati-hati dengan janji yang kita ucapkan, jika berani berjanji pastikan kita tahu bagaimana menepati nya, pastinya ini akan lebih membuat kita bahagia.

7. Memelihara Sholat

Hikmah sholat telah disebutkan di nomor pertama dalam list ini, bayangkan jika makna sholat itu terus terbawa di antara waktu sholat. Dalam sehari kita sholat lima waktu, terus menerus kita diingatkan. Istilah nya sholat setelah waktu sholat. Sehingga selain wajah yang bersih “bercahaya” karena selalu dibersihkan dengan air wudhu, begitu pula dengan hati kita.

Bahagia itu sederhana dan tidak mahal, kadang yang membuat ribet ya diri kita sendiri ya :-)